Ponpes Assahil Selenggarakan Seminar Sejarah Sanad Al-Quran
Pemutihan Pajak Sumatera Selatan tahun 2024
Gus Muhammad Abid Muafan yang merupakan Peneliti Sanad Nusantara memberikan materi pada seminar sejarah Sanad Al Qur'an dan Penyebarannya di Nusantara, dalam rangkaian acara Haflah Khotmil Al Qur'an wa Al Kutub ke 17, pada hari Jum'at tanggal 31 Mei 2024 di Gedung Al Qoyum, Jalan Kauman No. 01 Desa Tanjung Wangi, Lampung Timur.
Gus Muhammad Abid Muafan yang merupakan Peneliti Sanad Nusantara memberikan materi pada seminar sejarah Sanad Al Qur'an dan Penyebarannya di Nusantara, dalam rangkaian acara Haflah Khotmil Al Qur'an wa Al Kutub ke 17, pada hari Jum'at tanggal 31 Mei 2024 di Gedung Al Qoyum, Jalan Kauman No. 01 Desa Tanjung Wangi, Lampung Timur.

Ponpes Assahil Selenggarakan Seminar Sejarah Sanad Al-Quran

MusiNews.id — Pondok Pesantren (Ponpes) Assahil menggelar seminar sejarah Sanad Al Qur’an dan Penyebarannya di Nusantara, dalam rangkaian acara Haflah Khotmil Al Qur’an wa Al Kutub ke 17, pada hari Jum’at tanggal 31 Mei 2024 di Gedung Al Qoyum, Jalan Kauman No. 01 Desa Tanjung Wangi, Lampung Timur.

Seminar Sejarah Sanad Al Qur’an dan Penyebarannya di Nusantara, menghadiri pemateri yakni Gus Muhammad Abid Muafan yang merupakan Peneliti Sanad Nusantara dan dihadiri oleh peserta yakni santri jenjang SMP dan SMA Ponpes Assahil.

Gus Muhammad Abid Muafan menyampaikan dalam seminar sejarah tersebut, Sanad Al Qur’an merupakan sebuah landasan atau sandaran bahwa Tahfidz tersebut sesuai dengan sumbernya.

“Sebagai seorang santri, harus mengetahui mengenai Sanad Al Qur’an. Jadi, dalam membaca Al Qur’an, harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.” tuturnya.

Pasca Rasulullah SAW wafat, terdapat kebutuhan untuk membukukan Al Qur’an. Para khalifah, dimulai dari Abu Bakarl As Siddiq hingga Utsman bin Affan, merasa perlu mengumpulkan Al Qur’an menjadi satu kesatuan yang utuh.

“Saat perang Yamamah, di masa Abu Bakar As Siddiq, banyak para penghafal Al Qur’an dari para sahabat yang jadi sahid. Abu Bakar As Siqddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit agar memimpin pengumpulan Al Qur’an.” kata Gus Muhammad Abid Muafan.

Dia menambahkan, K.H. Arwani adalah salah satu ulama Al Qur’an. Orang yang pertama kali dari Nusantara belajar di Al Azhar adalah Syekh Abudl Maman. K.H. Arwanni memiliki murid yang bernama K.H. Muhmmad Harir dan memiliki anak yang bernama K.H. Muhammad Mahfud. K. Muhammad Mahfud berguru bersama Syekh Assyarbi Addimyati.

Santri sangat antusias dalam mengikuti seminar banyak ilmu yang didapatkan mengenai sejarah Sanad Al-Quran dan penyebarannya di nusantara.

Ketua Panitia Haflah Khotmil Al-Quran wa Al-Kutub ke 17, H. Abdurrochman, mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak, sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

“Terima kasih kepada keluarga Ndalem, Dewan Ustadz, santri, alumni, perangkat desa, dan segenap panitia yang telah bahu membahu menyukseskan rangkaian acara ini.” ujarnya.

Hj. Lucianty dan H. Syaparuddin, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Musi Banyuasin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *