PMM UNSRI Gelar Diskusi di Pulau Kemaro
Pemutihan Pajak Sumatera Selatan tahun 2024
Mahasiswa yang tergabung dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 Batch 4 Universitas Sriwijaya (UNSRI) Kelompok Segentar Alam, mengelar diskusi dengan topik Peran Pemuda dan Gerakan Sosial di Pulau Kemaro, Palembang, pada tanggal 20-21 April 2024.
Mahasiswa yang tergabung dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 Batch 4 Universitas Sriwijaya (UNSRI) Kelompok Segentar Alam, mengelar diskusi dengan topik Peran Pemuda dan Gerakan Sosial di Pulau Kemaro, Palembang, pada tanggal 20-21 April 2024.

Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 4 UNSRI Gelar Diskusi di Pulau Kemaro

MusiNews.id, Palembang — Sedikitnya 25 Mahasiswa yang tergabung dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 Batch 4 Universitas Sriwijaya (UNSRI) Kelompok Segentar Alam, mengelar diskusi dengan topik Peran Pemuda dan Gerakan Sosial di Pulau Kemaro, Palembang, pada tanggal 20-21 April 2024.

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan kesadaran kembali tentang apa itu hakikat dari gerakan kepedulian sosial untuk mahasiswa.

Dosen pendamping PMM, Harry Yogsunandar, S.I.P., M.I.Kom., menjelaskan, masalah sosial dan segala kerumitannya, bergerak sama dengan kemajuan zaman. Di berbagai negara, baik yang mengklaim sebagai negara maju sampai negara dibawah garis miskin, masalah sosial sebagai momok yang harus dihadapi.

“Masalah ini tentunya tidak akan selesai oleh negara saja, diperlukan peran aktif masyarakat juga untuk membantu menghadapi masalah sosial. Jelas, akar masalah sosial berasal dari bagaimana manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak meratanya pengetahuan, ketidaksetaraan, lingkungan dan alam, dan banyak faktor lain yang menyebabkan timbulnya masalah sosial.” katanya.

Dengan digelarnya diskusi ini, harapannya dapat memberikan kesadaran kembali tentang apa itu hakikat dari gerakan kepedulian sosial, karena menurut dirinya, mahasiswa dapat menjadi pelopor gerakan kepedulian sosial, karena mahasiswa mampu berfikir bagaimana memetakan dan melihat skala prioritas kebutuhan saat ini dan kebutuhan berkesinambungan.

Selain itu, dipilihnya pulau kemaro, bukan tanpa alasan, karena pulau ini merupakan perwakilan dari keberagaman di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Sebab, sejarah pulau ini sudah mencerminkan keberagamaan antar agama.

Berita Terkait :  PCNU Kota Palembang Targetkan Miliki Kantor

Sementara itu, narasumber lainnya yang dihadirkan, berasal dari praktisi jurnalis dan dosen, Dr. Arif Ardiansyah, dengan makalah yang berjudul Taklukkan Tugas, Ubah Dunia : Peran Mahasiswa dalam Gerakan Sosial.

Dr. Arif Ardiansyah lebih menyoroti bagaimana memulai suatu gerakan sosial yang sederhana, efisien, dan efektif. Mulai dari menentukan masalah sosial yang ingin ditangani.

“Pilihlah masalah yang relevan dengan keahlian dan minat, serta memiliki dampak yang signifikan di masyarakat. Tetapkan tujuan yang jelas dan spesifik untuk gerakan. Tentukan juga siapa target audiens dan bagaimana mengukur keberhasilan gerakan tersebut.” ujarnya.

Ia mengingatkan soal perlu perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dengan efisien. Dengan menentukan pendekatan yang akan gunakan, seperti kampanye publik, advokasi kebijakan, aksi sukarela, atau penggalangan dana.

“Yang tidak kalah penting, memanfaatkan media sosial dan saluran komunikasi lainny,a untuk membangun dukungan publik terhadap masalah yang diangkat. Buat konten yang menarik dan berbagi informasi yang relevan, untuk membangun kesadaran dan memobilisasi dukungan.” ujar Dr. Arif Ardiansyah.

Terakhir, pastikan gerakan ini memiliki rencana keberlanjutan yang memungkinkan untuk pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Bangun sistem untuk melibatkan lebih banyak orang dan menjaga momentum gerakan tersebut.

Berita Terkait :  Fauzi Amro Calon Tunggal Ketua Umum PBSI Sumsel

Peserta diskusi dari Universitas Pattimurra Maluku, Syahril, menceritakan bahwa dirinya kesulitan dalam membangun Gerakan sosial yang massif di daerah, karena kurang didukung oleh perangkat setempat.

“Kami kesulitan untuk sosialisasi terkait program yaitu literasi di kalangan anak-anak di desa-desa.” ujarnya.

Dia meminta saran bagaimana gerakan yang ia bangun bersama kawan-kawan, bisa berkesinambungan.

Dr. Arif Ardiansyah mengatakan, bahwa perlunya melibatkan tokoh masyarakat di daerah untuk lebih meyakinkan tentang nilai baik dari gerakan ini.

“Selain itu, perlu kreativitas dalam menjalankan satu gerakan, misal kalau gerakan sosial ini meningkatkan literasi membaca, tidak harus bicara buku, mungkin temen-temen bisa mengelar nonton bersama, mendongeng, agar kegiatan ini lebih berwarna.” ujarnya.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2024 (PMM 4) merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia, sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Adapun tujuan dari program ini untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan wawasan kebangsaan.

Selain itu, Meningkatkan pemahaman mahasiswa pada keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), dan semangat persatuan. Mengembangkan perjumpaan dan dialog intensif dalam keberagaman, dan sikap saling memahami sehingga tercipta penguatan persatuan. Memperluas dan atau memperdalam pengetahuan akademis mahasiswa. (ohs)

Hj. Lucianty dan H. Syaparuddin, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Musi Banyuasin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *