MusiNews.id — PT. Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1 dan Liga 2 Indonesia, menggelar pertemuan dengan pemilik klub Liga 2, hari Selasa tanggal 24 Januari 2023 di Hotel Sultan, Jakarta.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 26 perwakilan klub itu, sebanyak 15 klub mendukung bahwa Liga 2 Indonesia kembali digelar. Akhirnya disepakati dan direncanakan bahwa liga bakal digelar tanggal 24 Februari 2024 mendatang.
Menariknya, dari 28 kontestan Liga 2, Sriwijaya FC dan Persiraja tidak ikut serta dalam rapat yang dipimpin oleh Direktur Utama PT. LIB itu.
Direktur Teknik (Dirtek) PT. Sriwijaya Optimis Mandiri yang mengelola Sriwijaya FC, Indrayadi, membenarkan bahwa pihaknya tidak mengirimkan utusan untuk mengikuti rapat tersebut. Dirinya mengungkapkan bahwa saat ini Sriwijaya FC masih wait and see terlebih dahulu.
“Sriwijaya FC nggak berangkat, biarlah kita abstain. Kita wait and see, menunggu saja mana baiknya. Mengenai rencana menggunakan sistem bubble, silahkan saja. Karena kebanyakan kita klub-klub, minta diadakan dengan sistem bubble dan ditanggung biayanya selama pelaksanaan kompetisi.” kata Indrayadi, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Mengenai liga yang direncanakan bakal digelar, dirinya menyampaikan kebingungannya. Pasalnya, saat ini Sriwijaya FC sudah tidak memiliki pemain lagi. Karena dalam kontrak dengan pemain, terdapat pasal yang berbunyi bahwa ketika kompetisi dihentikan oleh PSSI, Pemerintah, atau organisasi yang berkepentingan, maka hubungan kontrak berakhir.
“Kalau memang kompetisi ini akan dilanjutkan, bagaimana dengan sistem kontrak pemainnya? Sementara Sriwijaya FC sendiri, sejak dikeluarkannya surat PSSI itu, kewajiban kita bulan Desember, sudah kita lunasi dan kita sudah memutuskan hubungan kerja dengan pemain. Bingung lagi kalau begini, kita harus melakukan negoisasi baru dengan pemain, kalau kita lanjut. Itu kendala yang kita hadapi.” terang Anggot Exco PSSI Sumsel itu.
Sosok yang pernah dipercaya sebagai Pelatih Penjaga Gawang Sriwijaya FC itu menjelaskan, di dalam kontrak, pemain sebenarnya terikat sampai bulan Februari. “Kita dalam pengumuman ke pemain, jika kompetisi dilanjutkan di tahun 2023, akan dilakukan negoisasi ulang. Baik itu pelatih, atau juga pemain.” tegas Indrayadi.
Masa persiapan menjadi alasan yang krusial bagi klub yang berjuluk Laskar Wong Kito itu. Jika memang ikut kompetisi dengan persiapan yang tidak terlalu matang, masih kata Indrayadi, maka memiliki resiko yang tinggi. Setiap klub perlu diberikan waktu beberapa bulan ke depan untuk melakukan persiapan.
“Nah ini menurut saya resikonya tinggi. Artinya, target kita untuk lolos ke Liga 1, mungkin tidak tercapai lagi. Kemudian, kemungkinan degradasi bisa kena dengan kita. Karena masa persiapan ini, mempengaruhi kekuatan tim.” paparnya. (Oyong Hairudin)