MusiNews.id, Palembang — Kelangkaan Minyak Goreng yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), mendapatkan perhatian yang sangat serius dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel, Hj. R.A. Anita Noeringhati, S.H., M.H.
Guna memastikan ketersediaan dan distribusi Minyak Goreng berjalan baik, dirinya turun langsung ke PT. Tunas Baru Lampung di KM 14 Kabupaten Banyuasin, pada hari Selasa tanggal 8 Maret 2022.
“Kami sengaja ke perusahaan-perusahaan yang memproduksi minyak. Selama ini, tidak ada masalah dengan proses pendistribusian, minyak bertumpuk-tumpuk asal mau beli. Sekarang malah sulit, apa masalahnya.” tanya Anita Noeringhati pada saat pertemuan.
Politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini menegaskan, Minyak Goreng sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itu, sebagai wakil rakyat, dia berusaha menjembatani agar kelangkaan ini segera teratasi. “Jika ada regulasi yang perlu disampaikan, kita tindaklanjuti, termasuk soal keamanan, jika khawatir saat distribusi. Jangan kita buat sulit masyarakat, kita carikan solusinya.” sebutnya.
Pimpinan Pabrik PT. Tunas Baru Lampung, Majid, mengakui bahwa permintaan memang meningkat dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan animo masyarakat. Dalam sebulan, kebutuhan oleh perusahaan pemasaran mencapai 300 ton per bulan.
“Stok kita saat ini ada 180 ribu liter lagi, pabrik ini hanya sebatas produksi, sedangkan pemasaran oleh PT. Sungai Budi.” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Ahmad Rizali, memprediksi, kelangkaan minyak goreng ini diperkirakan masih akan terjadi hingga Maret, karena terjadi kekurangan produksi. “Dari kebutuhan sebanyak 15 juta ton per bulan di Sumsel, sementara ini baru terpenuhi 10 juta ton.” sebutnya.
Diketahui, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Dinas Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan, dan didukung oleh Perum Bulog wilayah Sumatera Selatan, telah menggelar operasi pasar di Pasar Alang-Alang Lebar KM12 Palembang. “Tentu kita akan mendorong bahwa dari ketersediaan maupun harga yang bisa dijangkau.” kata Menko Perekonomian Airlangga saat meninjau operasi pasar.
Dalam operasi pasar tersebut terdapat, 14.000 liter minyak goreng kemasan, 8.000 liter minyak goreng curah, 6 ton beras, dan 2 ton gula pasir. “Pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang sedang diberlakukan.” sambung Airlangga. (ohs)