STISIPOL Candradimuka Rampungkan Program Pemulihan Ekosistem Pesisir di OKI

MusiNews.id – Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari STISIPOL Candradimuka Palembang menuntaskan program terpadu yang menggabungkan konservasi ekosistem pesisir dengan peningkatan ketahanan masyarakat nelayan di Desa Simpang Jaya, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Program yang menyasar Kelompok Nelayan Sinar Pelajaran ini fokus pada upaya pemulihan lingkungan dan penguatan kapasitas nelayan menghadapi risiko bencana.

Program yang dipimpin dosen STISIPOL Candradimuka, Muhammad Febrianza, M.Si., mengedepankan konservasi mangrove sebagai benteng alami wilayah pesisir. Tim melakukan penanaman bibit mangrove serta memberikan edukasi mengenai peran hutan bakau sebagai pelindung daratan, penjaga garis pantai, dan habitat penting bagi berbagai biota laut bernilai ekonomis.

“Program ini bukan sekadar penanaman, tetapi pembekalan ilmu. Harapannya, Kelompok Nelayan Sinar Pelajaran semakin berdaya secara ekonomi melalui pemulihan ekosistem dan lebih siap menghadapi potensi bencana,” ujar Febrianza.

Berita Terkait :  Mahasiswa KKNT STISIPOL Candradimuka Gelar Seminar Pemberdayaan Sulaman Angkinan di Sungai Lais

Pelatihan Daur Ulang dan Mitigasi Bencana

Selain penanaman mangrove, rangkaian kegiatan juga mencakup pelatihan daur ulang sampah untuk menjaga kebersihan pesisir dan mengurangi pencemaran laut. Tim turut memberikan pelatihan penggunaan alat deteksi bencana sebagai bentuk mitigasi risiko cuaca ekstrem yang sering mengancam keselamatan nelayan ketika melaut.

Program ini didukung pendanaan tahun 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia.

Nelayan Merasakan Manfaat Langsung

Ketua Kelompok Nelayan Sinar Pelajaran, Mulyanto, menyambut positif inisiatif konservasi yang dilakukan. Ia menyebut keberadaan mangrove yang sehat sangat berpengaruh terhadap produktivitas tangkapan.

“Mangrove yang sehat berarti ikan, udang, dan kepiting lebih banyak. Penanaman ini sangat bermanfaat bagi hasil tangkapan kami ke depan,” ujarnya.

Berita Terkait :  Plang Edukasi Sampah Warnai Sungai Lais : Inisiatif Hijau dari Mahasiswa Stisipol

Mulyanto juga menilai pelatihan penggunaan alat deteksi bencana memberikan rasa aman lebih saat nelayan melaut, terutama di musim angin kencang dan gelombang tinggi.

Mahasiswa Terlibat Aktif

Perwakilan mahasiswa, Rani Citra Dewi, mengatakan keterlibatan mereka dalam kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk memahami isu-isu keberlanjutan sekaligus memperkuat peran akademisi muda dalam pemberdayaan masyarakat pesisir.

“Kami bekerja bersama nelayan agar program ini berjalan optimal dan bisa mereka lanjutkan secara mandiri. Ini wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menjaga ekosistem pesisir,” katanya.

Program terpadu ini diharapkan mampu menjadi model pemberdayaan masyarakat pesisir yang menggabungkan aspek lingkungan, sosial, dan kesiapsiagaan bencana secara berkelanjutan.*

Pemutihan Pajak Sumatera Selatan tahun 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *