Musinews.id – Pola kepemimpinan menjadi kunci utama keberhasilan. Seorang kepala daerah berhasil menahkodai daerahnya karena kepemimpinannya. Bagaimana di Kabupaten Muba?
Kemajuan Muba tiga tahun belakangan ini tentu tak bisa dipisahkan dari model kepemimpinan yang diterapkan Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA terhadap jajaran OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muba.Pola kepemimpinan menjadi kunci utama keberhasilan. Seorang kepala daerah berhasil menahkodai daerahnya karena kepemimpinannya. Bagaimana di Kabupaten Muba?
Kemajuan Muba tiga tahun belakangan ini tentu tak bisa dipisahkan dari model kepemimpinan yang diterapkan Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA terhadap jajaran OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muba.
Tidak hanya percepatan pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat yang meningkat, tetapi juga menghasilkan naiknya kualitas pelayanan publik di Muba. Implementasinya yang canggih dan berkualitas memudahkan terpenuhinya kebutuhkan masyarakat.
“Setiap pemimpin punya model kepemimpinan masing-masing, hanya saja tinggal apakah model kepemimpinan yang diterapkan sudah tepat atau butuh evaluasi demi kebaikan masyarakatnya,” ungkap Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA saat hadir sebagai Pemateri Bidang Kepemimpinan dalam Kuliah Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Konsentrasi Kebijakan Publik) Universitas Sriwijaya (Unsri) Secara Virtual di Kantor Mess Perwakilan Muba, Senin (8/3/2021).
Kepala Daerah Inovatif Indonesia ini mengungkapkan, kepada jajaran OPD di lingkungan Pemkab Muba selalu menekankan pola kepemimpinan T2V (Transaksional, Transformasional, dan Visioner). Dimana kepemimpinan Transaksional yakni kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan, lebih difokuskan pada peranannya sebagai manajer karena sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik.
“Pola ini tidak mengembangkan pola hubungan laissez fair atau membiarkan personel menentukan sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan dengan keadaan personel yang perlu pembinaan, pola ini dapat menyebabkan mereka menjadi pemalas dan tidak jelas apa yang dikerjakannya. Dalam kontrak kerja disepakati bersama reward dan punishment,” ungkap Dodi yang diketahui sebelumnya telah memberikan Kuliah Umum dalam rangka Pelepasan Mahasantri Penerima Beasiswa Universitas Luar Negeri Program Mujahadah Pembibitan Kader Ulama Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir.
Doktor dari Universitas Padjajaran ini menambahkan, kemudian pola kepemimpinan Transformasional yakni didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan sebagai sisi yang saling berpengaruh. “Nah, pola ini menuntut seorang pemimpin untuk membangun rasa percaya diri pada bawahan,” ulasnya.
Sedangkan visioner, adalah pola yang sangat penting untuk perubahan paradigma pendidikan dari sentralistis ke desentralisasi, dan adanya pelimpahan wewenang yang luas kepada sekolah atas dasar pertimbangan profesional dan pertanggungjawaban publik.
“Lalu, adanya kerja sama antara pejabat pemerintahan dengan pemimpin pendidikan dalam membangun pendidikan yang bermutu. Konsep kepemimpinan visioner sendiri harus memahami konsep visi, harus memahami karakteristik dan unsur visi, serta harus memahami tujuan visi,” ungkap peraih beasiswa fellowship di Institute of Technology (MIT) pada tahun 2010 tersebut.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof Dr KGS M Sobri mengaku sangat tepat menghadirkan Bupati Dodi Reza menjadi pemateri Bidang Kepemimpinan dalam Kuliah Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Konsentrasi Kebijakan Publik) Universitas Sriwijaya (Unsri). “Meski digelar secara virtual, namun civitas akademika Unsri merasa puas mendapatkan pendalaman materi soal kepemimpinan dari sosok yang tepat dan dapat dijadikan panutan,” ungkapnya.(rid)