Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mungkin tidak sepopuler Bali atau Yogyakarta, dalam peta pariwisata dunia. Tapi siapa sangka, dengan modal Instagram dan TikTok, Sumsel bisa jadi lebih hits dari sekadar selfie di pantai Kuta
Generasi milenial kini memegang kendali, dengan jari mereka menari-nari di layar ponsel, menyebarkan keindahan alam dan budaya daerah ini. Dari wisata alam yang memikat, hingga kuliner lokal yang Instagrammable, Sumsel siap bersaing di dunia pariwisata global, asal jangan cuma mengandalkan foto-foto cantik semata.
Dengan kekayaan alam, budaya, dan sejarah serta kulinernya, Sumsel memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Dari pesona alam yang memukau, seperti perairan di Banyuasin, hingga warisan budaya tanah Basemah serta seni tradisional, Sumsel memiliki banyak daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Namun, dalam era globalisasi yang serba cepat ini, pariwisata Sumsel dihadapkan pada berbagai tantangan yang memerlukan strategi cermat untuk dapat bersaing dengan destinasi lainnya, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di sisi lain, generasi milenial, dengan karakteristik uniknya, memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan sektor ini.
Salah satu tantangan utama bagi pariwisata Sumsel adalah persaingan ketat di tingkat global. Dalam era globalisasi, informasi tentang destinasi wisata dapat tersebar dengan sangat cepat. Negara atau daerah lain yang memiliki potensi serupa, seringkali dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menarik perhatian wisatawan dengan lebih efisien.
Indonesia, misalnya, memiliki banyak destinasi unggulan seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok,.yang sudah lebih dikenal di pasar internasional. Oleh karena itu, Sumsel perlu menciptakan strategi promosi yang lebih inovatif untuk menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Selain itu, perkembangan teknologi menjadi tantangan dan peluang yang besar bagi pariwisata Sumsel. Masyarakat milenial dan generasi Z, yang merupakan konsumen utama dalam sektor pariwisata, sangat bergantung pada teknologi informasi untuk merencanakan perjalanan mereka. Platform online seperti Instagram, TikTok, dan YouTube kini menjadi sarana utama untuk berbagi pengalaman perjalanan. Karena itu, Sumsel harus bisa memanfaatkan teknologi ini untuk mempromosikan keindahan alam dan budaya yang dimilikinya, agar dapat bersaing di pasar global.
Dan tantangan ini juga membawa peluang besar. Salah satunya adalah pemanfaatan media sosial yang semakin berkembang. Generasi milenial, yang sangat aktif di dunia maya, memiliki peran penting dalam mempromosikan pariwisata Sumsel.
Berkat kemudahan berbagi foto dan video, destinasi yang sebelumnya kurang dikenal, bisa dengan cepat menjadi viral dan menarik perhatian dunia. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya wisatawan muda yang datang ke tempat-tempat seperti Danau Ranau, Bukit Siguntang, atau Palembang Heritage. Keberadaan wisatawan milenial ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi tetapi juga menciptakan tren baru dalam industri pariwisata.
Kehadiran generasi milenial, juga membuka peluang bagi perkembangan kewirausahaan di sektor pariwisata. Banyak anak muda yang terinspirasi untuk membuka usaha kecil di bidang kuliner, penginapan, dan wisata petualangan. Misalnya, kedai kopi unik yang menawarkan makanan khas Sumsel dengan nuansa kekinian atau homestay yang terletak di daerah sekitar objek wisata alam semakin menjamur. Kewirausahaan semacam ini membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan menciptakan lapangan kerja baru, yang pada gilirannya akan mempercepat pengembangan sektor pariwisata.
Lebih jauh lagi, generasi milenial cenderung memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu keberlanjutan. Mereka mendukung konsep wisata berkelanjutan yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Agar Sumsel dapat bersaing secara global, penting bagi pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk melibatkan generasi milenial dalam setiap tahap pengembangan sektor ini.
Selain pendidikan dan pelatihan mengenai pengelolaan pariwisata yang ramah lingkungan, generasi milenial juga perlu diberikan ruang untuk berkreasi dalam mengembangkan produk wisata yang sesuai dengan selera pasar global. Mereka dapat diberdayakan untuk menjadi pemandu wisata, pengelola destinasi, atau bahkan influencer yang dapat memperkenalkan Sumsel ke dunia luar.
Selain itu, kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat juga sangat diperlukan. Dengan adanya kerja sama yang baik, Sumsel dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang solid dan berkelanjutan, yang akan menarik wisatawan dari berbagai belahan dunia. Promosi yang melibatkan generasi milenial, baik melalui media sosial maupun kegiatan lain seperti festival budaya, dapat membantu memperkenalkan potensi pariwisata Sumsel secara lebih luas.
Akhirnya, pariwisata Sumsel di era globalisasi menghadapi tantangan besar, namun juga membawa banyak peluang. Dengan memanfaatkan potensi media sosial dan peran aktif generasi milenial, Sumsel dapat meningkatkan daya tarik pariwisatanya di mata dunia.
Dengan demikian, bukan hanya ekonomi yang akan berkembang, tetapi juga keberlanjutan alam dan budaya daerah ini dapat terjaga, memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat. Mengoptimalkan peran generasi milenial dalam industri pariwisata adalah langkah penting untuk mewujudkan potensi Sumsel sebagai destinasi wisata yang berkembang di panggung global.
Ditulis oleh Dr. Arif Ardiansyah, Dosen STISIPOL Candradimuka, Palembang.