Musinews.id – Memiliki ciri fisik yang hampir sama, membuat ikan putak kerap disangka ikan belida. Padahal ikan belida dengan nama latin chitala lopis ini sangat mencolok dan bisa dibedakan dengan jelas dari jenis ikan putak.
Tak heran banyak yang mengira, ikan tersebut banyak diperjualbelikan di sekitar jalan lintas Sekayu-Betung dengan cara diletakkan di dalam kantung berisi air oleh pedagang.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Perikanan Muba, Hendra Trys Tomi mengklarifikasi bahwa ikan tersebut merupakan bukanlah belida, melainkan jenis ikan putak. Bentuk fisiknya yang sama-sama berpunggung pisau membuat ikan putak sering dianggap sebagai ikan belida yang kini mulai langka.
“Kedua jenis ikan ini masih dalam jenis yang sama, namun bila dibandingkan lebih mendalam, terdapat perbedaan pada kedua jenis ikan ini. Dari bentuk tubuhnya beda, kalau putak punggungya lebih lurus, kalau belida seperti terilihat bungkuk,” ujarnya, Jumat (3/9/2021).
Selain itu, ciri fisik lainnya yang begitu ketara yakni ikan putak ukurannya tidak besar atau relatif kecil. Kalau belida ukurannya bisa besar.
“Ikan putak bercorak polos pada badannya. Sedangkan belida punya corak totol hitam di tubuhnya. Jadi sangat jelas perbedaannya,” terangnya.
Lanjutnya, kedua jenis ikan ini termasuk ikan nokturnal atau aktif mencari makan pada malam hari, sehingga waktu yang tepat untuk mencari ikan ini ketika mendekati matahari terbenam hingga tengah malam. Masyarakat juga sering memakai umpan yang biasa digunakan untuk memancing ikan ini adalah udang hidup.
“Ikan putak ini tidak dilindungi, saat ini populasinya cukup banyak di perairan Muba. Makanya banyak juga yang menjualnya dan itu tidak apa-apa,” ungkapnya.
Pihaknya pun akan melakukan sosialisasi ke setiap kecamatan dan desa agar warga tidak menangkap belida. Hal ini dimaksudkan agar habitatnya terjaga sehingga populasinya meningkat.
“Rata-rata masyarakat juga paham perbedaan keduanya. Memang banyak yang menyangka ikan putak itu belida, padahal bukan. Jadi jangan salah,” jelasnya.
Sementara itu salah satu nelayan Sekayu, Edwin Febrianto mengatakan jika dirinya sangat jarang menemukan ikan belida saat menangkap ikan. Kalaupun ada, pasti ikan putak.
“Selama nyari ikan belum pernah dapat. Tapi dulu pernah ada beberapa teman nelayan yang nangkap belida, dan ketika dijual harganya cukup tinggi,” ujarnya.
Ikan putak yang ditangkapnya pun juga sering dijadikan ikan giling sebagai bahan baku pempek bagi masyarakat. Namun harganya tidaklah melangit seperti belida.
“Pokoknya sudah jarang terlihat. Kalau nelayan mudah mengenalinya, ikan putak biasanya polos saja. Nah kalau ada coraknya barulah itu belida,” tutupnya.(rid)