MusiNews.id — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Ahmad Muzani, hadir dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) di Hotel Bidakara, pada hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2024. GEKIRA adalah salah satu organisasi sayap Partai Gerindra yang diketuai oleh Farry Djemy Francis, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) periode 2014-2019.
Pada kesempatan ini, Ahmad Muzani meyakini bahwa Prabowo adalah sosok yang mempu menjaga kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara. Namun demikian, itu semua bisa terwujud jika setiap kader Partai Gerindra menjaga perjuangan dan kemenangan ini dengan tidak mencederai dengan pragmatisme atau kepentingan jangka pendek.
“Kita inginkan pemimpin yang bisa jaga kelangsungan, kebersamaan kita berbangsa dan bernegara. Kita ingin menjaga kerukunan, menjaga kebhinekaan, dan sosok Prabowo Subianto adalah sosok yang bisa kita yakini untuk bisa menjaga itu semua. Kita sekarang diuji dengan sebuah kemenangan. Ujian kemenangan jauh lebih berat dari pada kekurangan dan keterbatasan. Ujian kemenangan berarti ada harapan.” kata Ahmad Muzani.
Ia pun mengatakan, ujian kemenangan jauh lebih berat daripada ujian sebelum Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden. Kemenangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) adalah ujian yang paling sulit, karena harus menjaga kepercayaan rakyat, karena suara rakyat adalah suara tuhan. Itu sebabnya, dirinya meminta kepada seluruh kader Partai Gerindra agar tidak terjebak dalam kepentingan jangka pendek atau pragmatisme yang bisa mencederai simpati publik.
“Karena itu, bagi kader Partai Gerindra, termasuk GEKIRA, dalam menghadapi ujian itu kita harus tahu diri bahwa ini ujian yang jauh lebih berat dari pada sebelum Pak Prabowo Subianto terpilih jadi presiden. Kami berharap kita semua harus rendah hati. Bahwa kemenangan ini kepercayaan ini dari rakyat. Ada gelombang rakyat yang mempercayakan kepada kita. Karena ujian kemenangan sering kali kita tergoda pragmatisme dan hedonisme.” ujarnya.
“Kita sering terjebak kepentingan jangka pendek yang menyebabkan simpati publik, simpati rakyat, jadi berkurang. Kita harus jauhkan pragmatisme hedonisme dan kita harus jaga Pak Prabowo Subianto, kita harus jaga beliau sebagai orang yang bisa menjaga perjuangan dan kepercayaan rakyat.” tambahnya.
Sejatinya, menurut Ahmad Muzani, seorang wakil rakyat, baik di level eksekutif sebagai presiden dan level legislatif sebagai anggota DPR, harus bisa menerapkan sifat-sifat ketuhanan. Jika sifat-sifat ketuhanan tidak dipraktikan oleh seorang wakil rakyat, maka rakyat akan kecewa dan marah. Itu sebabnya, ia meminta kepada setiap anggota DPR Partai Gerindra yang terpilih, baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, harus bisa menerapkan sifat-sifat ketuhanan dalam memperjuangkan aspirasi rakyatnya.
“Itu sebabnya kita harus berusaha menghadirkan praktek kekuasaan dalam pikiran kita bahwa Tuhan selalu mengawasi proses jalannya pemerintahan. Maka itu saudara harus suarakan hati nurani dan terapkan sifat-sifat ketuhanan agar teman-teman terus mawas diri.” jelasnya.
Ia menambahkan, rakyat sangat menaruh harapan besar terhadap pemerintahan Prabowo Subianto ke depan dalam menjadikan Indonesia adil dan makmur. Harapan besar rakyat itu, kata Ahmad Muzani, rasanya akan bisa diwujudkan oleh Prabowo Subianto. Itu terlihat dari respons pemimpin dunia yang menerima Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraannya beberapa waktu lalu.
“Pak Prabowo sekarang belum dilantik, beliau sebagai presiden terpilih begitu dihormati oleh pemimpin dunia. Belakangan kita lihat, Presiden Rusia Putin duduk sejajar memberikan jempolnya kepada Pak Prabowo dalam kunjungan beliau. Presiden Turki Erdogan yang memberikan penghormatan kepada Pak Prabowo. Pak Prabowo juga mendapatkan penghormatan yang luar biasa dalam kunjungannya di Perancis. Dan kita semua yakin Pak Prabowo adalah sosok pemimpin yang mendapat penghormatan dari dunia internasional karena kepiawaian beliau berkomunikasi dan personalitynya. Inilah Soekarno baru atau The New Soekarno bagi Indonesia.” tutup Ahmad Muzani. (smsi/aba)